Monday, March 23, 2009

48 Orang Tersambar Petir

Kalau kemarin tersambar petir di batam , kini diberitakan batam pos
Minggu, 22 Maret 2009 (Batampos)

Telinga Usman, warga Bukit Cermin Tanjungpinang, berdenging tak terkira. Ia seperti mendengar ledakan bom persis di atas tanah tempat kakinya berdiri di tepi sebuah warung dekat lapangan bola Senggarang. Saking kerasnya ledakan tersebut, tubuh Usman terpental hingga 10 meter. ''Setelah itu, saya tak ingat apa-apa lagi,'' katanya. Usman baru tersadar setelah tubuhnya terkulai di atas ranjang rumah sakit.

Usman adalah satu dari 48 orang warga yang tersambar petir usai menonton pertandingan bola di lapangan Senggarang, Tanjungpinang, Sabtu (21/3). Di antara para korban itu,. 23 orang dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), 8 orang dirawat di Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) dan 4 dirawat di Puskesmas Kampung Bugis. Salah seorang korban yang dirawat di RSUD, atas nama Supanti,15 tahun, meninggal dunia. Tiga korban diopname dan menjalani rawat inap di RSUD, selebihnya korban masih dalam tahap observasi.


Usman menuturkan, sekitar pukul 16.00 WIB, usai menonton pertandingan bola, hujan deras disertai petir mengurng kawasan Senggarang. Para penonton memilih berteduh di sebuah warung, tak jauh dari lapangan.


Tak lama berselang, tiba-tiba petir menyambar tanah yang jaraknya lima meter dari warung tersebut. ''Rasanya seperti ada bom,'' ungkap Usman yang masih merasakan nyeri di dada kanan dan punggung belakang.


Melihat kondisi para korban yang terbaring di UGD RSUD, kebanyakan korban mengalami luka bakar. Erma Susanti,31 tahun, dan anaknya Suci, 3,5 tahun, terbaring lemas tak berdaya. Erma mengalami luka bakar di pangkal paha, dan Suci mengalami luka bakar di dada kanan. ''Dada saya sesak,'' ungkap warga Tanjung Lanjut Kampung Bugis ini.


Ny Mamar (34), korban lain yang dirawat di RSUD menuturkan, saat kejadian dia bersama suami dan dua anaknya menonton pertandingan sepak bola Sebauk Cup yang sudah memasuki babak final. Belum selesai seluruh pertandingan hujan deras turun disertai petir bersahut-sahutan. Pertandingan dihentikan, dan para penonton termasuk dirinya berlarian mencari tempat berlindung.


Dia bersama suami dan anak-anaknya berteduh di sebuah warung yang dekat dengan sebatang pohon yang besar. Di dalam warung itu sejumlah warga sudah lebih dulu berlindung. ’’Suami saya sempat mengajak pulang, tapi saya takut karena banyak petir. Saya duduk berjongkok karena penat saya mau berdiri. Tiba-tiba tak sadar saja dan tahu-tahu sudah di dalam masjid,’’ katanya.


Bagaimana suara petir itu, dia tak ingat lagi karena langsung tak sadar saat akan berdiri dari berjongkok. Yang dia tahu, warung itu memang dekat dengan pohon yang tinggi dan ketika sadar ada luka bakar di bahu kanan dan lengan kanannya. Selain itu, baju lengan panjangnya yang di sebelah kanan juga hangus terbakar hingga ke pangkal lengan.


Saksi lainnya, Ny Yus mengatakan petang itu ada dua pertandingan yang dilaksanakan untuk memperebutkan juara I, II, III dan IV. Itu sebabnya seluruh pinggir lapangan penuh dengan penonton karena ini menjadi hiburan bagi mereka.

Pertandingan pertama dilaksanakan antara Kesebelasan Tanjunglanjut dengan Kesebelasan Selat Bintan yang dimenangkan oleh Kes Tanjunglanjut dengan skor 3-2 dan berhak atas juara III. Sementara perebutan juara I belum sempat dilaksanakan hari sudah hujan yang disertai petir.


Menurut salah satu dokter yang menangani pasien di RSUD dr Eddy Sobri SpPD, rata-rata korban mengalami luka bakar dan sengatan ke jantung. Akibatnya, irama jantung terganggu. Korban yang meninggal, menurutnya, sengatannya sangat kuat. Hal ini kemungkinannya dilihat dari posisi dan sengatan yang cukup kuat yang ia terima. ''Seperti kalau kita kesetrum, yang skalanya kecil pasti langsung kaget, dan ini dalam kekuatan yang sangat besar,'' jelasnya.


Dr Eka Hanasarianto, Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Walikota Tanjungpinang yang saat itu juga tampak menangani korban petir mengungkapkan, para korban terkena percikan dari petir. ''Lima meter dari pusat sasaran petir ke warung itu dekat, sehingga percikan inilah yang menyebabkan luka dan sengatan listrik hingga irama jantung korban terganggu, tapi itu bisa kembali normal,'' kata Eka menenangkan.


Jika berada dalam rumah, hindari poisi yang dekat dengan kontak listrik. Dari kejadian yang dialami korban, lima meter dari sasaran petir yang saat itu menyambar tanah, percikan petir mengenai korban sangat besar kemungkinan akibat tanah yang basah. ''Korban yang meninggal, bisa jadi posisinya lebih dekat atau mengenai percikan petir yang lebih kuat,'' paparnya.


Untuk biaya perawatan semua korban ditanggung pemerintah, hal ini diungkapkan Wakil Wali Kota Tanjungpinang Edward Mushalli yang memantau kondisi korban di RSUD. ''Ini bencana, semua biaya perawatan hingga obat dan kendaraan pulang dari RS ditanggung pemerintah kota,'' ungkap Edward. (git)


Korban yang Dirawat di RSUD

-Supanti (15) Sungai Ladi Kampung Bugis
-Erma Susanti 31 Tanjung Lanjut
-Suci 3,5
-Hasyim,25, Kampung Bugis
-Janas,21, Kampung Bugis
-Marhadis, 53, Kampung Bugis
-Zauriah, 21 Gang Bali
-Masyifah,38, Kampung buggis
-Yosdarsi, 28, Senggarang Besar
-Husen, 45, Kampung Bugis
-Darwin,38, Senggarang Besar
-Sulaiman, 28, Dompak
-Hanafiah, 32
-Maimunah, 18, Tanjung Lanjut
-Yakob, 21, Dompak
-Maimar, 34, Tanjung Sembaok
-Usman, 29, Bukit Cermin
-Antono, 16, Kampung Bugis Pelajar SMA 6
-Achi, 57, Sembaok
-Azri, 4,
-Mala, 25, Dompak
-Sulaiman, 28
-Azman, 39, Senggarang besar


Yang Pergi bersama Petir

-Minggu (1/3/2009), satu keluarga tersambar petir ketika berkumpul di rumah daerah Taman Raya, Batam Centre. Seorang di antaranya Agus Triono, tewas akibat sambaran petir yang menghanguskan kepala bagian belakangnya.

-Kamis (16/10/2008) dini hari di perairan Rangsang, Kabupaten Bengkalis, Nahkoda Kapal KM Usman Jaya GT 34 M Agus bin Abd Hamis, 32 tewas disambar petir.

-2000, seorang pejabat Departemen Keuangan tewas tersambar petir di Lapangan Golf Southlink, Batam. (ros)

No comments:

Post a Comment

Popular Posts